Nomor Katalog 5/Yur/Pid/2018
Kaidah Hukum
Membayar sesuatu dengan cek/bilyet giro yang tidak ada/tidak cukup dananya untuk membayar, dapat dikualifisir sebagai penipuan
Pengantar
Dalam praktiknya, cek atau bilyet giro digunakan untuk membayar sesuatu atau memenuhi sebuah perjanjian.
Namun, dalam beberapa kasus, cek atau bilyet giro yang digunakan ternyata tidakbisa dicairkan karena tidak ada/tidak cukup dananya. Dalam kasus seperti itu,Mahkamah Agung telah memutuskan bahwa perbuatan tersebut merupakan tindakan penipuan melalui Putusan No. 133K/Kr/1973. Putusan itu menyatakan bahwa seseorang yang menyerahkan cek, padahal ia mengetahui bahwa cek itu tidak ada dananya, perbuatannya merupakan tipu muslihat sebagai termaksud dalam Pasal 378KUHP. Pandangan ini kemudian digunakan dalam putusan lain, yaitu Putusan No. 1036 K/Pid/1989, yang menyatakan bahwa karena sejak semula Terdakwa telah dengan sadar mengetahui bahwa cek-cek yang diberikan kepada saksi korban tidak ada dananya atau dikenal dengan cek kosong,tuduhan penipuan harus dianggap terbukti.
Pendapat Mahkamah Agung
Dalam praktiknya, MahkamahAgung masih mengikuti pandangan ini dalam memutus perkara. Pandangan ini dapatditemui dalam beberapa putusan, yaitu:
428 K/Pid/2016;
502 K/Pid/2016;
628 K/Pid/2016;
678 K/Pid/2016;
891 K/Pid/2016;
1706 K/Pid/2016;
44 PK/Pid/2017;
194 K/Pid/2017;
288 K/Pid/2017;
290 K/Pid/2017;
430 K/Pid/2017;
528 K/Pid/2017;
937 K/Pid/2017;
1006 K/Pid/2017
Yurisprudensi
Dengan telah konsistennyapenggunaan pendapat ini, maka sikap hukum ini telah menjadi yurisprudensi diMahkamah Agung.
Sumber : https://putusan3.mahkamahagung.go.id/