Teori Pergeseran Paradigma

by Estomihi FP Simatupang, SH.,MH

Posted on February 17, 2023 13:12

Teori pergeseran paradigma dicetuskan oleh Thomas S. Kuhn. Menurut Thomas Kuhn dalam bukunya The Structure of Scientific Revolutions.), pergeseran paradigma adalah perubahan asumsi dasar atau paradigma dalam sains. Menurutnya, "paradigma adalah apa yang diyakini oleh anggota komunitas ilmiah. Paradigma tidak terbatas kepada teori yang ada, tetapi juga semua cara pandang dunia dan implikasinya. Revolusi ilmiah berlangsung ketika ilmuwan menemukan keganjilan yang tak dapat dijelaskan oleh paradigma mereka saat itu. 

Kuhn juga berpandangan bahwa teori itu adalah relatif. Bukan berarti suatu teori diterima banyak orang lantas teori itu paling benar. Teori juga tidak bisa disalahkan. Ia adalah hasil pandangan dan kemampuan pengukuran pada waktu itu. Contohnya adalah tentang perdebatan bahwa bumilah yang mengelilingi matahari yang diterima banyak kalangan saat ini dibandingkan teori matahari yang mengelilingi bumi. Bisa saja karena kemampuan pengukuran kita pada masa datang, teori matahari mengelilingi bumi tidak salah jika yang dimaksud bumi adalah galaksi kita. Bisa saja jika kemampuan pengukuran pada masa datang berkembang, teori itu tidak salah total, di mana bumi adalah galaksi kita yang ternyata dikelilingi atau diputari oleh galaksi lain di alam semesta.

Formulasi teori paradigma yang mencetuskan bahwa sebuah kebenaran sains (legatimed truth) identik dalam target teleologis yang didasari pada detection dikenal sebagai final cause (end). Kebenaran sains bukan continuous (lanjutan), improvisasi, evolusi atau kumulatif, melainkan terjadi paradigm shift, (pergeseran paradigma) atau disebut juga dengan revolusi.

Paradigma melalui shift moving (pergerakan pergeseran) dipahami sama dengan gestalt switch (perpindahan secara keseluruhan atau tidak sama sekali). Gestalt switch yang diungkapkan adalah verifikasi terjadi sekaligus atau tidak sama sekali. Konsep paradigm shifts membuka kesadaran bersama bahwa para pengkaji sains tidak akan mungkin bekerja dalam suatu suasana objektivitas yang mapan. Paradigma men-design kerangka world view (pandangan dunia) atau perspective (cara pandang) untuk lebih important, legitimate and reasonable. Hal ini membuat sebuah detection (target teleologis) tidak akan terevolusi atau tereleminir karena kemampuan eksperimentalnya mengakomodir counterinstances (ketahanan berkompetisi teori).

Paradigma yang bertahan merupakan winnowing (keunggulan) baru dari sebuah discovery, supertitian (temuan besar) atau novelty (terbaharukan). Paradigma bertahan akan tumbuh menguasai normal science selama belum eksisnya anomaly (ketimpangan). Paradigma baru memiliki kriteria neater (rapi), more suitable (lebih cocok), simpler (sederhana), or more elegant (lebih elegan). Paradigma akan terus bertransformatif dengan paradigma baru karena sistem bekerja paradigma mengalihkan padigma menuju revolusi ilmiah di mana revolusi ilmiah dengan perubahan fundamental akan meresap dalam metode dan pemahaman

Kuhn menggunakan contoh ilusi optik bebek-kelinci untuk menunjukkan pergeseran paradigma.


Referensi

  • https://id.wikipedia.org/
  • https://badilag.mahkamahagung.go.id/artikel/publikasi/artikel/paradikma-baru-penetapan-perwalian-anak-pada-pengadilan-agama-berbasis-pada-perlindundungan-hak-anak

Total Views : 1912

Responsive image
Related Post

× Harap isi Nama dan Komentar anda!
berandahukum.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Komentar pada artikel ini
Responsive image Responsive image Responsive image Responsive image Responsive image Responsive image
Pengantar Ilmu Hukum
Lembaga Peradilan
Profesi Hukum
Contoh Surat-Surat
Lingkup Praktek
Essay